Pemikiran tentang bentuk bumi yang datar bagi orang yang sudah maklum dengan bentuk bumi yang bulat memang terdengar aneh dan "nyeleneh". Apalagi bagi orang yang memiliki pengetahuan yang luas tentang sains modern, pemikiran ini dianggap lucu dan konyol di zaman yang sudah canggih ini.
Ditengah banyaknya pembuktian dan teori paling sederhana hingga gambar-gambar dan video langsung dari stasion luar angkasa tentang bentuk bumi yang bulat, kaum bumi datar (Flat Earth disingkat FE) tetap bersikukuh dengan pemikiran mereka dan menganggap sains modern hanya kebohongan belaka.
Saya pribadi sebenarnya tidak terlalu menganggap serius tentang pemikiran bumi datar ini, buat saya yang terbisa membaca teori konspirasi hal ini biasa saja. Untuk menulis topik tentang ini juga sebenarnya saya "rada-rada" malas, namun belakangan saya terganggu ketika melihat komunitas ini tampak menggunakan ayat-ayat Qur'an dan Hadits untuk membenarkan klaim mereka. Mereka layaknya orang yang hendak tenggelam, meraih semua yang bisa dijangkau untuk berpegangan. Mereka mengklaim bahwa pemikiran bumi datar adalah yang paling sesuai dengan Al-Qur'an dan Hadits dan seolah memvonis bahwa teori sains modern salah dan mempercayainya berarti imannya dalam bahaya atau bahkan kafir. Buat saya ini mulai menjengkelkan dan bisa menyesatkan orang-orang yang lemah pengetahuan agamanya.
Di youtube ada beberapa video propaganda mereka tentang bumi datar, dan kalau melihat video itu terlihat memang mereka memulai penyampaian pemikirannya dengan melempar satu kesamaan dengan audiens yakni penolakan terhadap kapitalisme dunia dan menggambarkan sebuah perlawanan terhadap dominasi negara-negara mapan. Dengan memulai dari kesamaan ini maka program untuk memasukkan ide bumi datar mereka pun masuk dengan lancar ke pemikiran audiens. Sebuah bentuk manipulasi pemikiran yang pintar, audiens sejak dini sudah diajak berada dalam satu sisi melawan kapitalisme dunia. Dengan kondisi seperti ini maka tidak heran jika kemudian ada yang menelan bulat-bulat semua ide yang mereka lontarkan.
Tidak cukup dengan propaganda perang terhadap kapitalisme itu, di negara-negara yang kental keberagamaannya meraka pun kemudian memainkan sentimen agama lagi-lagi untuk memanipulasi pikiran orang untuk menerima ide mereka. Maka tak heran di Indonesia yang mayoritas beragama Islam mereka pun menanamkan pemikiran bahwa semua bentuk pemikiran yang keluar dari negara-negara kapitalis harus ditolak karena akan bertentangan dengan agama dan membahayakan keimanan. Dari sini mereka mulai masuk menggerogoti pemikiran orang-orang yang lemah pengetahuan tentang agama maupun ilmu sains modern. Mereka membuat orang awam antipati terhadap sains modern, padahal bagi mereka yang paham betul tentang sains modern justru melihat adanya keselarasan antara ilmu pengetahuan dengan ayat-ayat suci Al-Qur'an.
Lalu benarkah pemikiran bumi datar itu paling sesuai Al-Qur'an dan Hadits? mari kita lihat beberapa dalil yang sering mereka lontarkan untuk mendukung ide mereka.
وَإِلَى الْأَرْضِ كَيْفَ سُطِحَتْ
“Dan (apakah manusia tidak mau memikirkan) bagaimana bumi itu dihamparkan?” (Al-Ghasyiyah: 20).
Sebagaimana zahirnya bunyi ayat, penganut bumi datar menganggap "dihamparkan" disini jelas adalah bukti bahwa bumi itu adalah datar, karena menurut mereka yang namanya dihamparkan itu pastilah dalam bidang yang datar. Sebenarnya tidak masalah kalau mereka hanya sekedar menafsirkan menurut apa yang mereka tangkap, yang menjadi masalah adalah ketika mereka berupaya membuat propaganda bahwa inilah yang betul sesuai dengan Qur'an dan yang berpegangan pada sains modern adalah berlawanan dengan Qur'an dan membahayakan aqidah. Propaganda mereka ini jelas hanya sebuah upaya penggiringan karena bagaimanapun tafsir mereka atas ayat ini tidak bisa disebut sebagai hal yang mutlak benar karena dari sisi penafsiran saja terdapat banyak pendapat ulama yang berbeda dengan klaim mereka.
Ulama-ulama dari kalangan terdahulu seperti Ibnu Hazm, Ibnul Qoyyim dan bahkan Syaikul Islam Ibnu Taimiyyah mengklaim telah adanya ijma (kesepakatan) ulama akan bulatnya bumi. Pendapat bumi bulat ini juga didukung oleh ulama-ulama mutaakhirin seperti Syaikh Utsaimin, Al-Albani, Bin Baz dan ulama Al-Lajnah Ad-Daimah Arab Saudi. Mereka menafsirkan "dihamparkan" itu tidak berarti bentuk bumi datar namun bumi itu dibuat terasa datar bagi pandangan manusia di bumi, sedangkan bentuk sebenarnya adalah bulat-bola. Mufassir dari dalam negeri Prof. Quraish Shihab dalam sebuah perbincangannya dengan Najwa dalam sebuah video yang bisa dilihat di Youtube kurang lebih juga menafsirkan seperti ini. Dari sini kita bisa melihat bahwa terlepas dari bagaimanapun bentuk bumi maka Qur'an tidak akan pernah salah. Jika seandainya bentuk bumi silinder pun Qur'an akan tetap benar karena bentuk benda apapun dalan ukuran besar jika didiami mahluk yang sangat kecil maka akan terasa datar untuk mahluk itu. Ini hanya masalah relativitas sudut pandang. Ini bisa kita bayangkan dengan organisme-organisme ukuran mikroskopis yang menempel pada sebuah benda. Dalam skala mikroskopik maka dengan bentuk benda seperti apapun akan dijumpai sebuah bidang datar.
Al-Qur'an banyak memiliki ayat-ayat yang memacu manusia untuk memikirkan ciptaan Allah. Ayat-ayat seperti ini disebut sebagai ayat Kauniyah. Dari hasil berpikir ini tentunya manusia diharapakan bisa melihat kebesaran Allah. Dalam menafsirkan ayat-ayat kauniyah ini jika terkait dengan hal-hal yang masih bisa dijangkau oleh manusia maka yang dilakukan adalah Tafsir Ilmi. Artinya pembuktian kebenaran dilakukan dengan memilih yang paling sesuai dengan pengamatan langsung atau fakta ilmiah. Al-Qur'an dalam ayat-ayat Kauniyah ini biasanya hanya menyiratkan sesuatu dan tugas manusialah untuk memikirkan seperti apa detailnya dengan tujuan semakin mendekatkan dirinya kepada pencipta-Nya. Seperti halnya bentuk bumi ini, Al-Quran hanya menyiratkan bahwa bumi dihamparkan untuk manusia, seperti apa penghamparan itu dilakukan maka manusia bisa melakukan penelitian dan pengamatan sendiri. Bagiamanapun bentuk bumi maka tidak akan berpengaruh untuk kebenaran Al-Qur'an karena penghamparan itu pasti tetap bisa terjadi seperti diterangkan diatas. Dari tidak ada dalil tegas inilah para ulama tidak menganggap bentuk bumi bulat atau datar ini masuk perkara aqidah.
Syaikh Al- Albani berkata:
“Tidak ada dalil tegas yang mendukung dua pendapat yang berbeda ini. Sebagian ayat Al-Quran yang berkaitan dengan hal ini bisa jadi dipahami bahwa bumi itu tetap dan datar dan sebagian ayat lainnya bisa saja dipahami bumi bergerak dan berputar.”
Syaikh Al- Albani berkata:
“Tidak ada dalil tegas yang mendukung dua pendapat yang berbeda ini. Sebagian ayat Al-Quran yang berkaitan dengan hal ini bisa jadi dipahami bahwa bumi itu tetap dan datar dan sebagian ayat lainnya bisa saja dipahami bumi bergerak dan berputar.”
Bahkan beliau menegaskan selanjutnya, permasalahan bumi itu bulat atau datar bukanlah permasalahan aqidah, beliau berkata
“Karenanya kami katakan bawa masalah ini bukanlah masalah i’tiqadiyah”.
Sampai disini kita bisa lihat bahwa perkara bentuk bumi ini tidak tepat untuk ditarik-tarik kepada keyakinan apalagi jika kemudian memvonis pendapat yang berlainan telah menyimpang dari aqidah Islam. Ini hanyalah masalah pembuktian secara ilmiah.
Dalil lain yang biasanya dikeluarkan oleh penganut bumi datar adalah masalah perputaran bumi dan matahari. Meski sebenarnya hal ini adalah fenomena yang berbeda dan tidak ada keterkaitan dengan bentuk bumi, namun dalam propagandanya kaum bumi datar seolah menggiring bahwa dua hal ini saling terkait. Mereka seolah membuat narasi bahwa ketika satu ulama berpendapat bahwa mataharilah yang mengelilingi bumi otomatis mendukung klaim bumi datar mereka. Padahal tidak selalu demikian, kita bisa lihat dari pendapat yang dimiliki oleh Syaikh Al-Utsaimin dan Bin Baz. Meski mereka meyakini bahwa mataharilah yang bergerak mengitari bumi, mereka tetap berpandangan bahwa bentuk bumi adalah bulat sesuai penafsiran dan fakta ilmiah yang mereka yakini. Jadi kita harus berhati-hati dengan cara-cara propaganda penggiringan opini yang kerap dimainkan oleh kaum bumi datar ini.
Dalil yang sering diutarakan oleh kaum bumi datar untuk menyokong propaganda mereka adalah seperti hadits berikut:
Nabi SAW berkata kepada Abu Dzar ketika matahari terbenam. “Apakah engkau tahu ke mana dia pergi?” Abu Dzar menjawab, “Allah dan rasulnya lebih mengetahui.” Nabi berkata, “Sesungguhnya dia pergi bersujud di bawah Arsy dan meminta izin lalu diizinkan. Dan dia meminta izin dan tidak diizinkan. Kemudian dikatakan, kembalilah ke tempat kamu muncul dan terbenamlah dari arah baratnya.”
Sejumlah ayat-ayat di Al-Qur'an tentang pergerakan matahari dan bulan pun akan mereka kemukakan, seperti:
Dan Dia telah menundukkan bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar; dan telah menundukkan bagimu malam dan siang.(QS. Ibrahim: 33)
Kaum bumi datar pun akan menyertakan narasi betapa sains modern telah sangat bertentangan dengan dalil-dalil diatas, karena menurut sains modern matahari itu diam dan bumilah yang berputar mengelilinginya. Orang yang awam ilmu baik agama maupun sains akan langsung terperangah dan memakan narasi ini begitu saja. Tapi apakah sebenarnya demikian?
Kalau kita teliti lebih dalam, orang-orang bumi datar sebenarnya melakukan manipulasi pemikiran, seolah-olah Qur'an dan Hadits menyatakan matahari bergerak mengelilingi bumi sesuai klaim mereka. Namun kalau kita jeli kita bisa melihat bahwa dalil-dalil Al-Qur'an maupun Hadits tidak pernah ada yang secara tegas menyebutkan bahwa matahari bergerak mengelilingi bumi. Kalau ayat yang menunjukkan bahwa matahari bergerak dan digerakkan oleh Allah SWT, memang banyak bertaburan di banyak tempat dalam Al-Quran. Akan tetapi tidak ada satupun yang menyebutkan mengelilingi bumi. Termasuk jika kita melihat pada Hadits Abu Dzar diatas. Hadits Abu Dzar sama sekali tidak menyebutkan pergerakan matahari mengelilingi bumi melainkan bergeraknya matahari menuju suatu titik ("bersujud dibawah arsy") dan kalau soal matahari bergerak ini dalam sains modern matahari sesungguhnya tidak mutlak diam, dia bersama bumi, bulan dan planet-planet lain juga bergerak mengitari pusat galaxy. Jadi sama sekal tidak ada pertentangan sains modern dengan dalalil Al-Qur'an dan Hadits justru sebaliknya kita bisa melihat adanya keselarasan. Entah karena keterbatasan pengetahuan kaum bumi datar atau karena memang kesengajaan mereka untuk menipu umat disini bisa kita lihat bahwa mereka keliru menganggap matahari mutlak diam menurut sains modern.
Dari uraian diatas lagi-lagi kita melihat bahwa Al-Qur'an dan Hadits hanya menyiratkan sebuah informasi tentang ilmu pengetahuan maka tugas manusia lah untuk mencari seperti apa detail yang terjadi menggunakan ilmu yang dimilikinya. Disini bisa kita lihat pendapat manusia seperti apapun tidak akan bertentangan dengan dalil-dalil nash, baik bumi yang mengelilingi matahari atau matahari yang mengelilingi bumi kalau ditinjau dari segi penafsiran dalil-dalil yang ada itu tidak ada masalah karena Al-Qur'an dan Hadits hanya sebatas mengisyaratkan adanya pergerakan yang teratur dari bumi, bulan, matahari dan seluruh objek di alam semesta tanpa menyebut secara jelas apa mengelilingi apa.
//(TRIKUS)
Daftar bacaan:
Daftar bacaan:
- dr. Raehanul Bahraen https://muslim.or.id/28368-apakah-bumi-bulat-bola-atau-datar-menurut-pandangan-syariat.html
- Ahmad Sarwat, Lc http://www.rumahfiqih.com/x.php?id=1179821487